1.
INTERNALISASI
BELAJAR DAN SPESIALISASI
Masa
remaja adalah masa transisi dan secara psikologis sangat problematic, masa ini
memungkinkan mereka berada dalam anomi ( keadaan tanpa norma atau hokum )
akibat kontradiksi norma maupun orientasi mendua.
A. ORIENTASI
MENDUA
Menurut
Dr. Male, adalah orientasi yang bertumpu pada harapan orang tua, masyarakat,
dan bangsa yang sering bertentangan dengan keterikatan serta loyalitas terhadap
teman sebaya dilingkungan sekolah maupun rumah.
Keadaan
bimbang akibat orientasi mendua, menurut Dr. Malo juga menyebabkan remaja nekat
melakukan tindak bunuh diri. Untuk mengatasi hal ini, Dr. Malo mengemukakan jalan
keluar yang diambil harus memperhitungkan peranan grup teman sebaya dan
penggunaan waktu luang remaja.
B. PERANAN
MEDIA MASSA
Masa
remaja merupakan periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa
yang ditandai dengan keinginan memenuhi dan menyatakan identitas diri,
kemampuan melepas diri dari ketergantungan orang tua, dan kebutuhan memperoleh
akseptabilitas ditengah sesama remaja. Ciri tersebut menyebabkan kecenderungan
remaja melahap arus informasi sesuai selera mereka sehingga salah mengambil
informasi.
Jalan
keluarnya yaitu perlunya membekali remaja dengan ketrampilan berinformasi yang
mencakup kemampuan menemukan, memilih, menggunakan, dan mengevaluasi informasi
yang sebaiknya disisipkan dipelajaran yang ada disekolah. Selain itu juga
dengan melakukan intervensi ke dalam lingkungan informasi secara interpersonal,
bimbingan orang tua juga diperlukan dalam mengkonsumsi media massa. Sedangkan
para komunikator massa seharusnya tetap memegang teguh tuntunan kode etik dan
tanggung jawab social yang diembannya.
C. PERLU
DIKEMBANGKAN
Mengenai
kecenderungan-kecenderungan relasi orang tua dan remaja ( KROR ), Arif Gosita
SH menyatakan bahwa KROR positif merupakan faktor pendukung hubungan orang tua
dan remaja yang edukatif. Sedang yang negatif merupakan faktor yang tidak
mendukung karena bersifat destruktif dan konfrontatif. Sementara itu
Suwarniayati Sartomo berpendapat, remaja sebagai individu dan masa pancaroba
mempunyai penilaian yang belum mendalam terhadap norma, etika, dan agama
seperti halnya orang dewasa.
Masalah
kepemudaan dapat ditinjau dari 2 asumsi yaitu :
·
Penghayatan mengenai proses perkembangan
bukan sebagai suatu kontinum yang sambung menyambung tapi fragmentaris,
terpecah-pecah, dan setiap fragmen mempunyai arti sendiri.
·
Posisi pemuda dalam arah kehidupan itu
sendiri. Tafsiran-tafsiran klasik didasarkan pada anggapan bahwa kehidupan
mempunyai pola yang banyak sedikitnya. Di dalam proses identifikasi dengan
kelompok sosial serta norma-normanya itu tidak senantiasa seorang
mengidentifikasi dengan kelompok tempat ia sedang menjadi anggota secara resmi,
yang biasa disebut membership-group. Jika sebuah kelompok diluar
membership-groupnya kelompok tempat identifikasi dirinya disebut juga
reference-group. Jadi, reference-group merupakan kelompok yang norma-normanya,
sikap-sikapnya, dan tujuannya sangat ia setujui atau ia senangi.
2.
PEMUDA
DAN IDENTITAS
Pemuda
adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan,
terutama dari generasi lainnya. Proses
sosialisasi generasi muda adalah suatu proses yang sangat menentukan kemampuan
diri pemuda untuk menselaraskan diri ditengah-tengah kehidupan masyarakat.
a.
Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Pola
dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor : 032/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksud dari Pola Pembinaan dan
Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan
berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman
sehingga pelaksanaannya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat
mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola
Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda disusun berlandaskan :
1. Landasan
idil : Pancasila
2. Landasan
konstitusional : UUD
1945
3. Landasan
strategis : Garis-garis
Besar Haluan Negara
4. Landasan
historis : Sumpah Pemuda
tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
5. Landasan
normative : Etika, tata
nilai dan tradisi leluhur yang hidup dalam masyarakat
Motivasi
dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda bertumpu pada strategi
pencapaian tujuan nasional, seperti yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
alenia IV. Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda haruslah menanamkan
motivasi kepekaan terhadap masa dating sebagai bagian mutlak masa kini. Tanpa
ikut sertanya generasi muda, pembangunan ini sulit berhasil bukan saja karena
pemuda merupakan lapisan masyarakat yang cukup besar, tapi yang lebih penting
tanpa kegairahan dan kreatifitas pemuda, maka pembangunan bangsa kita dalam
jangka panjang dapat kehilangan kesinambungannya.
b.
Masalah dan Potensi Generasi Muda
1. Permasalahan
Generasi Muda
a. Dirasa
menurunnya jiwa idealism, patriotisme, dan nasionalisme dikalangan masyarakat
termasuk generasi muda.
b. Kekurangpastian
yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c. Belum
seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia, baik yang formal maupun non formal.
d. Kurangnya
lapangan kerja serta tingginya tingkat pengangguran dikalangan generasi muda
dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat
kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan
berbagai problem sosial lainnya.
e. Kurangnya
gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan
pertumbuhan badan dikalangan generasi muda.
f. Masih
banyaknya perkawinan dibawah umur, terutama dikalangan masyarakat daerah
pedesaan.
g. Pergaulan
bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
h. Meningkatnya
kenakalan remaja.
i.
Belum adanya peraturan perundangan yang
menyangkut generasi muda.
2. Potensi-potensi
Generasi Muda
a. Idealisme
dan Daya Kritis
b. Dinamika
dan Kreatifitas
c. Keberanian
Mengambil Resiko
d. Optimis
dan kegairahan semangat
e. Sikap
kemandirian dan disiplin murni
f. Terdidik
g. Keanekaragaman
dalam persatuan dan kesatuan
h. Patriotisme
dan nasionalisme
i.
Sikap kesatria
j.
Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi
Sosialisasi
adalah proses yang membantu individu melalui belajar dan penyesuaian diri,
bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Tujuan
pokok sosialisasi :
·
Individu harus diberi ilmu pengetahuan
yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak dimasyarakat.
·
Individu harus mampu berkomunikasi
secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
·
Pngendalian fungsi organic yang
dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
·
Bertingkah laku selaras dengan norma dan
kepercayaan pokok yang ada pada lembaga khususnya dan masyarakat umumnya.
3.
PERGURUAN
DAN PENDIDIKAN
A. MENGEMBANGKAN
POTENSI GENERASI MUDA
Pada
kenyataannya Negara yang sedang berkembang masih banyak mendapat kesulitan
untuk penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui pendididkan, dan
juga merasakan kekurangan tenaga terampil dalam mengisi lowongan-lowongan
pekerjaan tertentu.
Dinegara
maju seperti Amerika Serikat, pada umumnya generasi muda mendapat kesempatan
luas dalam mengembangkan kemampuan dan potensi idenya, didorong, diransang
dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba menciptakan suatu
ide. Gagasan telah dikembangkan juga di Negara Asia seperti, Jepang, Korea
Selatan, Singapura, Taiwan. Sehingga meyakinkan sebagai Negara yang berkembang
mantap dalam perekonomiannya.
B. PENDIDIKAN
DAN PERGURUAN TINGGI
Disinilah
terletak arti penting dari pendidikan sebagai upaya untuk terciptanya kualitas
sumber daya manusia, sebagai prasarat utama dalam pembangunan. Disebut bangsa
yang maju apabila telah berhasil memenuhi minimum jumlah dan mutu dalam
pendidkan penduduknya.
Indonesia,
sebagai bangsa yang menetapkan Pancasila sebaga falsafah hidup bangsa dan
Negara, maka pendidikan nasional yang dibutuhkan adalah pendidkan dengan dasar
dan dengan tujuan menurut Pancasila.
Generasi
muda pentig dalam mengenyam pendidikan tinggi karena, sebagai kelompok
masyarakat yang memperoleh pendidkan terbaik, mahasiswa mendapat proses sosialisasi
terpanjang secara berencana disbanding lainnya, mahasiswa yang berasal dari
berbagai etnis dan suku bangsa data menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi
sosial dan budaya, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas
dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise dalam masyarakat
dari pada generasi muda yang lainnya. Dan lebih jelas bahwa mahasiswa pada
umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh kedepan serta keterampilan
berorganisasi yang lebih baik dibandingkan dengan generasi muda lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar