Sabtu, 07 November 2015

MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN



1.     MASYARAKAT PERKOTAAN, ASPEK-ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
A.     PENGERTIAN MASYARAKAT
a.       R. Linton, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan social dengan batas tertentu.
b.      M.J. Herskovis, masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
c.       J.L. Gillin dan J.P. Gillin, masyarakat adalah kelomok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.
d.      S.R. Steinmetz, masyarakat adalah kelompok manusia terbesar, yang meliputi pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
e.       Hasan Shadly, masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan pengaruh bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satusama lain.
Syarat-syarat sebagai masyarakat :
a.       Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
b.      Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu.
c.       Adanya undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
·         Masyarakat paksaan : Negara, masyarakat tawanan
·         Masyarakat merdeka : natur, kultur

B.     MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut juga Urban Community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta cirri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ciri masyarakat kota :
a.       Kehidupan agama berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan didesa.
b.      Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
c.       Pembagian kerja diantara warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas yang nyata.
d.      Kemungkinan untuk mendapat pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
e.       Jalan pikiran rasional.
f.       Adanya perubahan sosial.

C.     PERBEDAAN DESA DAN KOTA
Ciri-cirinya :
·         Jumlah dan kepadatan penduduk
·         Lingkungan hidup
·         Mata pencaharian
·         Corak kehidupan social
·         Stratifikasi social
·         Mobilitas social
·         Pola interaksi social
·         Solidaritas social
·         Kedudukan dalam hierarki system administrasi nasional
Lingkungan hidup pedesaan terasa lebih dekat dengan alam, berbeda dengan lingkungan perkotaan yang sebagian besar dilapisi beton dan aspa, bangunan menjulang tinggi dan berdesak-desakkan serta terasa kumuh. Perbedaan yang paling menonjol dalah pada mata pencaharian, kegiatan utama masyarakat desa dibidang agraris, sedangkan mayarakat ota adalah dibidang industry dan jasa.

2.     HUBUNGAN DESA DENGAN KOTA
Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, sebagai sumber tenaga kasar. Sebaliknya, kota menghasilkan barang yang dibutuhkan masyarakat desa, menyediakan  tenaga yang melayani bidang jasa yang dibutuhkan masyarakat desa.

3.     ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
a.       Wisma : bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan social dalam keluarga.
b.      Karya : syarat utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
c.       Marga : ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota (internal), serta hubungan kota itu dengan kota lain (eksternal).
d.      Suka : ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian.
e.       Penyempurnaan ; bagian penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup kedalam emapat unsure diatas, termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan kota, pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas umum.
Pendekatan penanganan masalah kota :
a.       Menekan angka kelahiran
b.      Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
c.       Membendung urbanisasi
d.      Mendirikan kota satelit di mana pembukaan usaha relative rendah
e.       Meningkatkan fungsi dan peranan kota kecil atau desa yang telah ada disekitar kota besar
f.       Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.
Kota secara internal pada hakikatnya merupakan satu organism, yakni kesatuan integral dari 3 komponen, meliputi “Penduduk, kegiatan usaha dan wadah” ruang fisiknya. Kota juga mempunyai peran eksternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut  dalam kerangka wilayah dan daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional.

4.     MASYARAKAT PEDESAAN
A.     PENGERTIAN DESA/PEDESAAN
Menurut Sutardjo Kartohadikusuma, desa adalah suatu kesatuan hokum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Menurut Bintarto desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, social, ekonomi, politik, dan cultural yang terdapat di situ dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul H. Landis, desa adalah penduduknya kurang dari 2500 jiwa. Dengan ciri :
a.       Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b.      Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
c.       Cara berusaha adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam.
Ciri Masyarakat Pedesaan :
·         Warganya memiliki hubungan yang lebih mendalam dan erat.
·         Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
·         Sebagian hidup dari pertanian.
·         Masyarakatnya bersifat homogen.



B.     HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN
Gejala social yang sering diistilahkan dengan :
a.       Konflik ( Pertengkaran )
b.      Kontraversi ( Pertentangan )
c.       Kompetisi ( Persiapan )
d.      Kegiatan pada masyarakat pedesaan

C.     SISTEM NILAI BUDAYA PETANI INDONESIA
a.       Para petani di Indonesia terutama di Jawa pada dasarnya menganggap bahwa hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan.
b.      Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang untuk mencapai kedudukannya.
c.       Mereka berorientasi pada masa ini, kurang memperdulikan masa depan, kurang mampu untuk itu.
d.      Mreka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana lam atau bencana lain itu hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar peristiwa macam itu tidak berulang kembali.
e.       Untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup itu pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.

D.    UNSUR-UNSUR DESA
Daerah, dalam arti tanah yang produktif dan yang tidak, beserta penggunaannya. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduksetempat. Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan pergaulan warga desa. Factor lingkungan geografis memberi pengaruh juga terhadap kegotongroyongan ini misalnya :
1.      Factor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidup dan suatu bentuk adaptasi kepada penduduk.
2.      Factor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negative terhadap penduduk terutama petani.
3.      Factor bencana alam

E.     FUNGSI DESA
·         Dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan “hinterland” atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok.
·         Desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
·         Dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, manufaktur, industri, nelayan, dll.
·         Masyarakat desa perkebunan berperan untuk menngkatkan volume dan kualitas komoditi untuk ekspor.
·         Masyarakat desa pantai berperan sebagai produsen bahan pangan protein tinggi.
Ciri masyarakat pedesaan diIndonesia pada umumnya :
a.       Homogenitas social
b.      Hubungan primer
c.       kontrol social yang ketat
d.      gotong royong
e.       ikatan social
f.       magis religius
g.      pola kehidupan


5.     URBANISASI DAN URBANISME
Sebab-sebab urbanisasi :
a.       Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau ibukota.
b.      Letaknya setrategis untuk usaha perdagangan atau perniagaan.
c.       Timbulnya industri didaerah itu.
Menurut Koentjaraningrat, suatu masyarakat desa menjadi suatu persekutuan hidup dan kesatuan social didasarkan atas :
a.       Prinsip hubungan kekerabatan (geneologis)
b.      Prinsip hubungan tinggal dekat atau territorial

6.     PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DENGAN PERKOTAAN
1.      Lingkungan umum dan orientasi terhadap alam
2.      Pekerjaan atau mata pencaharian
3.      Ukuran komunitas
4.      Kepadatan penduduk
5.      Homogenitas dan heterogenitas
6.      Diferensiasi social
7.      Pelapisan social
Triwangsa berhak memakai gelar didepan namanya :
·         Brahmana : Ida Bagus (bagi pria)
·         Satria : Cokorda, Dewa, Ngakan, dan Bagus
·         Vesia : I Gusti dan Gusti
·         Sudra : Pande, Kbon, Pasek, Pulasari, Perteka, Sawan, dll.
Menurut Ter Haar (1960) :
a.       Gol. Pribumi pemilik tanah (sikep, kuli, baku, atau gogol)
b.      Gol. Yang hanya memiliki rumah dan pekarangan saja atau tanah pertanian saja (indung atau lindung)
c.       Gol yang hanya memiliki rumah saja diatas tanah pekarangan orang lain dan mencari nafkah sendiri (numpang)
Menurut M. Jaspan (1961) :
a.       Gol yang memiliki tanah pekarangan dan sawah (kuli kenceng)
b.      Gol yang memiliki tanah sawah saja (kuli gundul)
c.       Gol yang memiliki pekarangan saja (kuli karang kopel)
d.      Gol yang memiliki rumah saja diatas tanah orang lain (indung telosor)
8.      Mobilitas social
9.      Interaksi social
10.  Pengawasan social
11.  Pola kepemimpinan
12.  Standar kehidupan
13.  Kesetiakawanan social
14.  Nilai dan system nilai


Tidak ada komentar:

Posting Komentar