Sabtu, 14 November 2015

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN




ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN
            Ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dibebaskan dan dipisahkan dari suatu system yang berinteraksi, interelasi, interdependensi, dan ramifikasi. Maka perlu usaha untuk membuatnya operasional dalam rangka social engineeringnya.
1.      ILMU PENGETAHUAN
Sikap yang bersifat ilmiah :
a.       Tidak ada perasaan pamrih.
b.      Selektif.
c.       Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat indera dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
d.      Merasa pati bahwa setiap pendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Ilmu pengetahuan sekarang menghadapi kenyataan kemiskinan, yang pada hakikatnya tidak dapat melepaskan diri dari kaitannya dengan ilmu ekonomi karena kemiskinan merupakan persoalan ekonomi yang paling elementer, dimana kekurangan dapat menjurus kepada kematian.

2.      TEKNOLOGI
Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri :
a.       Rasionalitas, artinya tindakan spontak oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
b.      Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
c.       Otomatisme, dalam hal metode organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis.
d.      Teknis berkembang pada suatu kebudayaan.
e.       Monisme, artinya semua teknik bersatu.
f.       Universalisme, artinya teknik melampaui batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
Luasnya bidang teknik digambarkan Ellul sebagai berikut :
a.       Teknik meliputi bidang ekonomi.
b.      Teknik meliputi bidang organisasi.
c.       Teknik meliputi bidang manusiawi.

Eksplorasinya mengenai kehidupan masyarakat High Transience menghasilkan
ringkasan :
a.       Benda, hubungan “manusia-benda” tidak awet dan masyarakatnya merupakan masyarakat pembuang.
b.      Tempat, hubungan “manusia-tempat” menjadi lebih sering, lebih rapuh, dan lebih sementara.
c.       Manusia, hubungan “manusia-manusia” pun pada umumnya menjadi sangat sementara dan coraknya fungsional.
d.      Organisasi, ada kecenderungan menjadi superbirokrasi dimasa depan.
e.       Ide, hubungan “manusia-ide” bersifat sementara karena ide dan image timbul dan menghilang dengan lebih cepat.

3.      ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI  DAN NILAI
Masalah nila kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi ini menyangkut perdebatan sengit dalam menduduk perkarakan niai dalam kaitannya dengan ilmu dan teknologi. Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki 3 komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu, ontologis, epistemologis dan aksiologis. Kaitan ilmu dengan nilai adalah bahwa ilmu itu tidak bebas nilai. Kaitan ilmu dan teknologi dengan nilai atau moral, berasal dari ekses penerapan ilmu dan teknologi sendiri. Di bagi menjadi dua golongan :
a.       Gol. Yang menyatakan ilmu dan teknologi adalah bersifat netral terhadap nilai baik secara ontologis maupun secara aksiologis, soal penggunaannya terserah pada ilmuwan.
b.      Gol. Yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi itu bersifat netral hanya dalam batas metafisik keilmuwan, sedangkan dalam penggunaan dan penelitiannya harus berlandaskan pada asas nilai.
Upaya untuk menjanjikan teknologi diantaranya :
a.       Mempertimbngkan criteria utama dalam menolak suatu inovasi teknologi yang didasarkan pada keuntungan ekonomis.
b.      Pada tingkat konsekuensi social, penerapan teknologi harus merupakan hasil kesepakatan ilmuan social dari berbagai disiplin ilmu.


4.      KEMISKINAN
Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bias dipengaruhi oleh :
a.       Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan.
b.      Posisi manusia dalam lingkungan sekitar.
c.       Kebutuhan obyektif manusia untuk bias hidup secara manusiawi.
Ciri mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan :
·         Tidak memiliki factor produksi sendiri.
·         Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri.
·         Tingkat pendidikan rendah.
·         Kebanyakan tinggal didesa sebagai pekerja bebas self employed.
·         Banyak yang tinggal dikota yang berusia muda tanpa ada ketrampilan.


Kemiskinan menurut orang umum dapat dikategorikan kedalam tiga unsur :
a.       Yang disebabkan mental seseorang.
b.      Yang disebabkan oleh bencana alam.
c.       Kemiskinan buatan.
Kemiskinan disebabkan oleh proses social secara fundamental, seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yag cepat, kolonialisme.


Sabtu, 07 November 2015

MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN



1.     MASYARAKAT PERKOTAAN, ASPEK-ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
A.     PENGERTIAN MASYARAKAT
a.       R. Linton, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan social dengan batas tertentu.
b.      M.J. Herskovis, masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
c.       J.L. Gillin dan J.P. Gillin, masyarakat adalah kelomok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.
d.      S.R. Steinmetz, masyarakat adalah kelompok manusia terbesar, yang meliputi pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
e.       Hasan Shadly, masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan pengaruh bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satusama lain.
Syarat-syarat sebagai masyarakat :
a.       Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
b.      Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu.
c.       Adanya undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
·         Masyarakat paksaan : Negara, masyarakat tawanan
·         Masyarakat merdeka : natur, kultur

B.     MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut juga Urban Community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta cirri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ciri masyarakat kota :
a.       Kehidupan agama berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan didesa.
b.      Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
c.       Pembagian kerja diantara warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas yang nyata.
d.      Kemungkinan untuk mendapat pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
e.       Jalan pikiran rasional.
f.       Adanya perubahan sosial.

C.     PERBEDAAN DESA DAN KOTA
Ciri-cirinya :
·         Jumlah dan kepadatan penduduk
·         Lingkungan hidup
·         Mata pencaharian
·         Corak kehidupan social
·         Stratifikasi social
·         Mobilitas social
·         Pola interaksi social
·         Solidaritas social
·         Kedudukan dalam hierarki system administrasi nasional
Lingkungan hidup pedesaan terasa lebih dekat dengan alam, berbeda dengan lingkungan perkotaan yang sebagian besar dilapisi beton dan aspa, bangunan menjulang tinggi dan berdesak-desakkan serta terasa kumuh. Perbedaan yang paling menonjol dalah pada mata pencaharian, kegiatan utama masyarakat desa dibidang agraris, sedangkan mayarakat ota adalah dibidang industry dan jasa.

2.     HUBUNGAN DESA DENGAN KOTA
Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, sebagai sumber tenaga kasar. Sebaliknya, kota menghasilkan barang yang dibutuhkan masyarakat desa, menyediakan  tenaga yang melayani bidang jasa yang dibutuhkan masyarakat desa.

3.     ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
a.       Wisma : bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan social dalam keluarga.
b.      Karya : syarat utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
c.       Marga : ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota (internal), serta hubungan kota itu dengan kota lain (eksternal).
d.      Suka : ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian.
e.       Penyempurnaan ; bagian penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup kedalam emapat unsure diatas, termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan kota, pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas umum.
Pendekatan penanganan masalah kota :
a.       Menekan angka kelahiran
b.      Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
c.       Membendung urbanisasi
d.      Mendirikan kota satelit di mana pembukaan usaha relative rendah
e.       Meningkatkan fungsi dan peranan kota kecil atau desa yang telah ada disekitar kota besar
f.       Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.
Kota secara internal pada hakikatnya merupakan satu organism, yakni kesatuan integral dari 3 komponen, meliputi “Penduduk, kegiatan usaha dan wadah” ruang fisiknya. Kota juga mempunyai peran eksternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut  dalam kerangka wilayah dan daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional.

4.     MASYARAKAT PEDESAAN
A.     PENGERTIAN DESA/PEDESAAN
Menurut Sutardjo Kartohadikusuma, desa adalah suatu kesatuan hokum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Menurut Bintarto desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, social, ekonomi, politik, dan cultural yang terdapat di situ dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul H. Landis, desa adalah penduduknya kurang dari 2500 jiwa. Dengan ciri :
a.       Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b.      Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
c.       Cara berusaha adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam.
Ciri Masyarakat Pedesaan :
·         Warganya memiliki hubungan yang lebih mendalam dan erat.
·         Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
·         Sebagian hidup dari pertanian.
·         Masyarakatnya bersifat homogen.



B.     HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN
Gejala social yang sering diistilahkan dengan :
a.       Konflik ( Pertengkaran )
b.      Kontraversi ( Pertentangan )
c.       Kompetisi ( Persiapan )
d.      Kegiatan pada masyarakat pedesaan

C.     SISTEM NILAI BUDAYA PETANI INDONESIA
a.       Para petani di Indonesia terutama di Jawa pada dasarnya menganggap bahwa hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan.
b.      Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang untuk mencapai kedudukannya.
c.       Mereka berorientasi pada masa ini, kurang memperdulikan masa depan, kurang mampu untuk itu.
d.      Mreka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana lam atau bencana lain itu hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar peristiwa macam itu tidak berulang kembali.
e.       Untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup itu pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.

D.    UNSUR-UNSUR DESA
Daerah, dalam arti tanah yang produktif dan yang tidak, beserta penggunaannya. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduksetempat. Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan pergaulan warga desa. Factor lingkungan geografis memberi pengaruh juga terhadap kegotongroyongan ini misalnya :
1.      Factor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidup dan suatu bentuk adaptasi kepada penduduk.
2.      Factor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negative terhadap penduduk terutama petani.
3.      Factor bencana alam

E.     FUNGSI DESA
·         Dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan “hinterland” atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok.
·         Desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
·         Dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, manufaktur, industri, nelayan, dll.
·         Masyarakat desa perkebunan berperan untuk menngkatkan volume dan kualitas komoditi untuk ekspor.
·         Masyarakat desa pantai berperan sebagai produsen bahan pangan protein tinggi.
Ciri masyarakat pedesaan diIndonesia pada umumnya :
a.       Homogenitas social
b.      Hubungan primer
c.       kontrol social yang ketat
d.      gotong royong
e.       ikatan social
f.       magis religius
g.      pola kehidupan


5.     URBANISASI DAN URBANISME
Sebab-sebab urbanisasi :
a.       Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau ibukota.
b.      Letaknya setrategis untuk usaha perdagangan atau perniagaan.
c.       Timbulnya industri didaerah itu.
Menurut Koentjaraningrat, suatu masyarakat desa menjadi suatu persekutuan hidup dan kesatuan social didasarkan atas :
a.       Prinsip hubungan kekerabatan (geneologis)
b.      Prinsip hubungan tinggal dekat atau territorial

6.     PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DENGAN PERKOTAAN
1.      Lingkungan umum dan orientasi terhadap alam
2.      Pekerjaan atau mata pencaharian
3.      Ukuran komunitas
4.      Kepadatan penduduk
5.      Homogenitas dan heterogenitas
6.      Diferensiasi social
7.      Pelapisan social
Triwangsa berhak memakai gelar didepan namanya :
·         Brahmana : Ida Bagus (bagi pria)
·         Satria : Cokorda, Dewa, Ngakan, dan Bagus
·         Vesia : I Gusti dan Gusti
·         Sudra : Pande, Kbon, Pasek, Pulasari, Perteka, Sawan, dll.
Menurut Ter Haar (1960) :
a.       Gol. Pribumi pemilik tanah (sikep, kuli, baku, atau gogol)
b.      Gol. Yang hanya memiliki rumah dan pekarangan saja atau tanah pertanian saja (indung atau lindung)
c.       Gol yang hanya memiliki rumah saja diatas tanah pekarangan orang lain dan mencari nafkah sendiri (numpang)
Menurut M. Jaspan (1961) :
a.       Gol yang memiliki tanah pekarangan dan sawah (kuli kenceng)
b.      Gol yang memiliki tanah sawah saja (kuli gundul)
c.       Gol yang memiliki pekarangan saja (kuli karang kopel)
d.      Gol yang memiliki rumah saja diatas tanah orang lain (indung telosor)
8.      Mobilitas social
9.      Interaksi social
10.  Pengawasan social
11.  Pola kepemimpinan
12.  Standar kehidupan
13.  Kesetiakawanan social
14.  Nilai dan system nilai